30

Tafsir Ar-Rum

- الرّوم
Ayat ke-37
X
Tampilkan / Sembunyikan
Daftar Surah
Terakhir Dibaca Belum Ada. Click pada simbol ✓ untuk menandai.
Audio Murottal
Pilih Murottal
Ke ayat

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ37

a wa lam yarau annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā`u wa yaqdir, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn

Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan Dia (pula) yang membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang beriman.

Tafsir Kemenag

Perilaku cepat lupa diri ketika memperoleh kesenangan dan putus asa ketika memperoleh kesusahan itu terjadi karena mereka menjauh dari Allah. Akibatnya mereka tidak menyadari bahwa yang mengatur rezeki manusia adalah Allah. Allah-lah yang melapangkan rezeki seseorang dan menahan rezeki yang lain sesuai dengan kebijaksanaan-Nya. Perbedaan rezeki itu terjadi karena perbedaan kemampuan, dan perbedaan kemampuan mengakibatkan perbedaan posisi manusia dalam kehidupan. Karena perbedaan posisi itulah, maka seluruh lapangan pekerjaan dapat diisi manusia sesuai dengan kemampuannya itu. Allah berfirman:

Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (az-Zukhruf/43:32)

Kenyataan itu bagi yang beriman memberikan pelajaran bahwa Allah ada dan Mahakuasa serta Mahabijaksana. Baik kelapangan maupun keterbatasan rezeki keduanya adalah ujian dari Allah, mampukah yang diberi-Nya rezeki menggunakannya sesuai dengan yang dikehendaki Allah, dan mampukah yang rezekinya terbatas menyadari keterbatasannya.

Di samping itu, nikmat Allah tidak hanya bersifat materi, tetapi juga non-materi, seperti kesehatan, ketenangan hidup, nama baik, dan sebagainya. Sering terjadi bahwa Allah mencurahkan nikmat yang bersifat materi kepada seseorang, tetapi membatasi nikmat non-materi. Sebaliknya sering Allah membatasi nikmat yang bersifat materi kepada seseorang, tetapi mencurahkan nikmat non-materi-Nya. Itu menunjukkan bahwa Allah Mahakuasa dan Mahabijaksana, sehingga manusia seharusnya mengimani-Nya.
Sumber:
Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia